Garut Jawa Barat, Tarakan Indonesia.Com. – Indonesia tengah menghadapi krisis narkoba yang mengkhawatirkan. Data terbaru dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan jumlah pecandu narkoba di Indonesia telah mencapai angka yang mengagetkan: 3,3 juta jiwa. Angka ini bukan sekadar statistik; melainkan gambaran nyata dari ancaman serius yang membayangi ketahanan bangsa. Kepala BNN, Komjen Pol. Marthinus Hukom, menyebutnya sebagai “fenomena sosial yang membahayakan”.
“Bayangkan, 3,3 juta anak bangsa kita terjerat dalam cengkeraman narkoba,” ujar Komjen Pol. Marthinus Hukom dalam kunjungannya ke Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Rabu, 9 Juli 2025, dalam rangka penguatan program Desa Bersinar. “Ini bukan hanya soal angka, tetapi juga pasar potensial yang dieksploitasi oleh jaringan sindikat kejahatan transnasional yang terorganisir dengan sangat rapi.”,Ungkapnya, Rabu.(9/7)
Pernyataan Komjen Pol. Marthinus Hukom ini menggarisbawahi urgensi penanganan masalah narkoba di Indonesia. Angka 3,3 juta pecandu menunjukkan betapa luasnya jangkauan masalah ini, yang tak hanya terbatas pada kota-kota besar, tetapi juga telah merambah ke pelosok desa. Dampaknya pun sangat beragam, mulai dari kerusakan kesehatan individu, disintegrasi keluarga, hingga ancaman terhadap produktivitas dan pembangunan nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program Desa Bersinar (Desa Bersih Narkoba) yang digagas oleh BNN menjadi salah satu upaya strategis dalam melawan laju peredaran dan penyalahgunaan narkoba di tingkat akar rumput. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa agar aktif berperan dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba. Melalui pelatihan, sosialisasi, dan pembentukan jaringan kerja sama antar warga, Desa Bersinar diharapkan mampu menjadi benteng pertahanan yang efektif melawan ancaman narkoba.
Namun, upaya ini membutuhkan dukungan dan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat. Pencegahan dan pemberantasan narkoba bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan aparat penegak hukum, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba harus terus digencarkan. Selain itu, dibutuhkan pula upaya rehabilitasi yang komprehensif bagi para pecandu untuk membantu mereka pulih dan kembali ke kehidupan normal.
Di Garut, Komjen Pol. Marthinus Hukom menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat dalam mendukung program Desa Bersinar. Ia berharap program ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba. Perjuangan melawan krisis narkoba ini membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak, demi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera. Harapannya, angka 3,3 juta jiwa ini dapat segera ditekan dan angka tersebut dapat terus menurun di tahun-tahun mendatang, (D)
Penulis : DN
Editor : Aan