PANARAGAN, Tarakan Indonesia.com – Kemarahan membuncah! Rencana Bupati Tubaba, Novriwan Jaya, mengangkat kembali mantan petugas keamanan Islamic Center (IC) yang dipecat karena dugaan pungli dan pemerasan akhir tahun 2024, memicu amarah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tubaba. Keputusan ini dinilai sebagai tamparan keras bagi rakyat Tubaba dan sebuah penghinaan terhadap proses hukum yang telah berjalan.
Ketua Komisi I DPRD Tubaba, Yantoni, tak mampu menyembunyikan kemarahannya. “Ini bukan sekadar masalah efisiensi! Ini tentang keadilan, tentang kepercayaan publik yang telah dikhianati! Security sebelumnya telah menodai nama baik Tubaba, dan kini Bupati justru ingin mengulangi kesalahan yang sama?” ujarnya dengan nada bergetar.
Yantoni mengecam keras rencana tersebut. “Di tengah upaya efisiensi anggaran, Bupati justru ingin menghabiskan uang rakyat untuk membayar orang-orang yang diduga melakukan tindakan kriminal! Ini pemborosan yang tak termaafkan!” serunya dengan nada penuh amarah. Ia mempertanyakan sumber dana yang akan digunakan dan mendesak Bupati untuk menjelaskan secara transparan.
Informasi tentang rencana pengangkatan kembali mantan security ini diperoleh dari seorang PNS di Tubaba pada Senin (23/6/2025) pukul 11.00 WIB. Sumber tersebut mengungkap dugaan kuat keterlibatan mantan security dalam praktik pungli dan pemerasan terhadap pengunjung IC. Hal ini semakin memperkuat kecaman DPRD Tubaba.
Yantoni dengan tegas menyatakan penolakan DPRD terhadap rencana tersebut. “Kami mendesak Bupati untuk membatalkan rencana ini dan memprioritaskan kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu!” tegasnya. Ia juga menyerukan agar aparat penegak hukum segera menyelidiki dugaan pungli dan pemerasan yang dilakukan mantan security tersebut. Kecemasan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Tubaba semakin meningkat, (Aziz)
Penulis : Ansyori Ali Akbar
Editor : Aan