SIKAP POLITIK DONALD TRUMP YANG BERUBAH: SUARA RAKYAT AS ADALAH KEKUATAN MENUJU PERDAMAIAN

- Jurnalis

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Oleh: Ahmad Basri| Selasa,24/6/2025|  – Sarjana Hubungan Internasional)

Serangan militer AS ke instalasi nuklir Iran memicu gelombang reaksi berantai yang menegangkan. Dalam waktu singkat, Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Doha, Qatar. Dunia menahan napas sekaligus ketakutan akan melahirkan konflik yang lebih besar lagi. Arah eskalasi tampak jelas menuju konfrontasi terbuka antara dua kekuatan besar.

Di tengah kegentingan tersebut ternyata respons Israel menjadi menarik untuk dicermati. Israel menyambut serangan AS dengan sukacita dan menganggap bahwa AS kembali menegaskan posisinya sebagai sekutu strategis Israel dalam menekan ambisi nuklir Iran. Sikap ini memang tidak mengejutkan. Sejak lama Israel melihat Iran sebagai ancaman nyata dan dukungan militer AS menjadi bagian penting yang tidak bisa dilepaskan.

ADVERTISEMENT

iklan

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun di dalam negeri AS, justru terjadi gelombang protes yang masif dimana mana. Ribuan warga AS turun ke jalan di berbagai kota besar seperti New York, Washington D.C., Chicago, hingga San Francisco. Semuanya satu suara menolak intervensi militer Presiden Donald Trump. Mereka menilai tindakan itu bukan hanya gegabah, tapi juga kontraproduktif bagi kepentingan nasional AS.

Baca Juga :  BARA API DI TIMUR TENGAH: PERANG DUNIA KETIGA DI DEPAN MATA

Tuntutan pun menguat bukan hanya untuk menghentikan konflik namun juga menyerukan pemakzulan (impeachment) terhadap Presiden AS. Aksi demonstrasi tersebut menandai titik balik penting dalam dinamika politik domestik AS. Rakyat AS mulai jenuh, bosan dan muak dengan kebijakan luar negeri yang agresif yang diambil Presidennya – Donald Trump.

Tekanan publik AS menjadi faktor kunci yang mengubah arah kebijakan Presiden Trump. Presiden yang dikenal “keras kepala” dan tidak mudah berbalik arah tiba-tiba melunak. Dalam beberapa pernyataan Donald Trump mulai menunjukkan sikap ingin berdamai dan menyerukan dan menyerukan agar semua pihak menahan diri.

Perubahan ini menarik untuk dianalisis. Donald Trump.yang sebelumnya tampil sebagai figur populis dengan retorika agresif kini mencoba mengenakan wajah diplomasi yang sejuk. Bukan karena tekanan dari luar negeri melainkan desakan kuat dari dalam negerinya sendiri. Suara rakyat AS mampu menggoyahkan pemimpin keras kepala.

Sikap Donald Trump juga menegaskan satu hal penting bahwa dalam politik khususnya dalam sistem demokrasi, tekanan massa dan opini publik tetap menjadi elemen penentu yang kuat. Bahkan seorang presiden yang dilabeli “tidak peduli” atau “autoritari” bisa berbalik arah ketika kekuatan sipil bergerak secara masif bersama – sama.

Baca Juga :  Sebutir Nasi, Sejuta Rasa Syukur

Apakah perubahan sikap ini tulus atau hanya strategi jangka pendek demi menjaga elektabilitas Donald Trump ? Tentu bisa menjadi ruang tafsir yang luas. Namun yang pasti peristiwa ini menjadi pengingat bahwa diplomasi perdamaian tak pernah mati, asal ada tekanan publik yang konsisten dan artikulatif pasti akan melunakan sikap politik yang otoriter.

Perubahan sikap Presiden AS yang notabene pemimpin negara adidaya tentu memiliki implikasi luas. Jika AS memilih jalur damai maka peluang untuk menghentikan eskalasi konflik di Timur Tengah terbuka lebar. Pada akhirnya memahami perubahan sikap politik Presiden Donald Trump bukan hanya soal membaca strategi individu tetapi juga soal bagaimana kekuatan rakyat dapat menahan laju perang.

Ini seperti mengingatkan pada sejarah perang Vietnam pada 1975 dimana AS harus mundur dari perang karena desakan warganya.

Penulis : Ahmad Basri

Follow WhatsApp Channel tarakanindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

SAAT PERSENJATAAN AS DIPERMALUKAN OLEH IRAN
Middle East’s Flashpoint: World War III Looms
BARA API DI TIMUR TENGAH: PERANG DUNIA KETIGA DI DEPAN MATA
Pelukan Maut di Pesisir Barat: Jeritan Pilu Dua Bidadari Kecil yang Direnggut
Sebutir Nasi, Sejuta Rasa Syukur

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:08 WIB

SIKAP POLITIK DONALD TRUMP YANG BERUBAH: SUARA RAKYAT AS ADALAH KEKUATAN MENUJU PERDAMAIAN

Jumat, 20 Juni 2025 - 21:47 WIB

SAAT PERSENJATAAN AS DIPERMALUKAN OLEH IRAN

Kamis, 19 Juni 2025 - 16:27 WIB

Middle East’s Flashpoint: World War III Looms

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:09 WIB

BARA API DI TIMUR TENGAH: PERANG DUNIA KETIGA DI DEPAN MATA

Selasa, 17 Juni 2025 - 18:52 WIB

Pelukan Maut di Pesisir Barat: Jeritan Pilu Dua Bidadari Kecil yang Direnggut

Berita Terbaru