Ribuan Salib Merah di Papua: Simbol Penolakan Suku Yei dan Awyu terhadap Proyek TNI dan Food Estate  

- Jurnalis

Selasa, 24 Juni 2025 - 18:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MERAUKE, Tarakan Indonesia— Masyarakat adat Papua kembali menunjukkan penolakan terhadap proyek-proyek pemerintah. Suku Yei di Merauke menentang pembangunan Korem TNI AD di tanah adat mereka, sementara Suku Awyu di Boven Digoel dan Mappi menancapkan sekitar 1.400 salib merah sebagai simbol penolakan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN)

Termasuk proyek food estate. Proyek food estate, yang akan menanam tebu dan bioetanol di lahan seluas ±541.000 hektar (dari total ±2 juta hektar hutan yang terancam), dikhawatirkan akan merusak lingkungan dan merampas hak hidup masyarakat adat. Dukungan terhadap aksi penolakan Suku Awyu juga datang dari Suku Marind di Merauke.

Baca Juga :  Kerukunan Antarumat Beragama: Langkah Menuju Indonesia Maju

Dampak Proyek: Lebih dari 50.000 jiwa di sekitar 40 kampung (termasuk Suku Malind, Maklew, Khimaima, dan Yei) terdampak proyek ini.

ADVERTISEMENT

iklan

SCROLL TO RESUME CONTENT

Permasalahan Utama: Kurangnya konsultasi dan persetujuan masyarakat adat, pendekatan militer dalam pelaksanaan proyek (dengan pengawalan aparat pada aktivitas alat berat), ancaman krisis pangan bagi masyarakat yang kehilangan akses ke sumber daya alam, dan potensi konflik global yang dipicu perebutan sumber daya.

Baca Juga :  Sunat Massal Way Kanan: Dukungan Pemerintah untuk Kesejahteraan Masyarakat

Aktivis lingkungan Dandhy Dwi Laksono dari Watchdoc Documentary menilai, proyek-proyek yang dipaksakan berpotensi meningkatkan kemarahan masyarakat. Ia mengkritik ketidakpedulian lembaga formal seperti gereja, partai politik, dan DPR dalam membela hak masyarakat adat.

Dandhy memperingatkan bahaya jangka panjang jika hak masyarakat adat terus diabaikan, khususnya dalam menghadapi perang atau krisis global. Hutan, yang menjadi sumber kehidupan, kini terancam oleh kebijakan negara sendiri.

(Sumber: Akun Instagram @dandhy_laksono | Watchdoc Documentary)

Penulis : Aan

Editor : Syam

Follow WhatsApp Channel tarakanindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Skandal PT. SGC: Jeritan Rakyat Lampung Menuntut Kejagung Bongkar Praktik Oligarki
Iran Tolak Gencatan Senjata: Ancaman Perang Besar di Timur Tengah Meningkat  
Pulau Anambas Dijual Online? Kemendagri: Tak Ada Kepemilikan Pribadi Penuh
Selat Hormuz: Urat Nadi Ekonomi Dunia di Ambang Kepunahan? Ancaman Iran Mengguncang Global
Ancaman Penutupan Selat Hormuz: AS Minta Bantuan Rusia dan China
Channel YouTube Masjid Jogokariyan Dihapus YouTube
Way Kanan: PCNU Bentuk Kader Pemimpin NU Masa Depan
Dunia di Ujung Tanduk: Serangan Udara Guncang Fasilitas Nuklir Iran

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:11 WIB

Skandal PT. SGC: Jeritan Rakyat Lampung Menuntut Kejagung Bongkar Praktik Oligarki

Selasa, 24 Juni 2025 - 18:53 WIB

Ribuan Salib Merah di Papua: Simbol Penolakan Suku Yei dan Awyu terhadap Proyek TNI dan Food Estate  

Selasa, 24 Juni 2025 - 12:16 WIB

Iran Tolak Gencatan Senjata: Ancaman Perang Besar di Timur Tengah Meningkat  

Senin, 23 Juni 2025 - 23:03 WIB

Pulau Anambas Dijual Online? Kemendagri: Tak Ada Kepemilikan Pribadi Penuh

Senin, 23 Juni 2025 - 12:08 WIB

Selat Hormuz: Urat Nadi Ekonomi Dunia di Ambang Kepunahan? Ancaman Iran Mengguncang Global

Berita Terbaru