″Bangkok/Phnom Penh, 25 Juli 2025 – Pertempuran di perbatasan Thailand dan Kamboja kemarin bukan hanya soal perebutan tanah, tapi juga akibat hubungan buruk antara dua keluarga penting di politik Asia Tenggara: keluarga Shinawatra dari Thailand dan keluarga Hun Sen dari Kamboja. Kerjasama mereka dulu baik, tapi sekarang berubah menjadi perang yang memakan korban jiwa dari kedua negara.
Daerah perbatasan memang sering bermasalah, terutama dekat Candi Ta Muen Thom. Pertempuran pernah terjadi di tahun 2008 dan 2011, dan banyak orang meninggal. Meskipun ada kejadian seorang tentara Kamboja yang meninggal bulan Mei lalu, tetapi semuanya menjadi lebih buruk pada tanggal 24 Juli 2025. Ledakan bom melukai beberapa tentara Thailand, dan sebagai balasannya, banyak warga sipil Thailand yang tewas. Kamboja belum mengumumkan berapa banyak korban di pihak mereka.
Informasi rahasia menyebutkan bahwa konflik ini disebabkan oleh pembicaraan rahasia antara Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, dan Hun Sen. Dalam pembicaraan itu, Paetongtarn mengkritik salah satu jenderalnya sendiri, dan menyebut Hun Sen sebagai “paman”. Hun Sen kemudian menyebarkan isi pembicaraan ini, membuat Paetongtarn malu di negaranya sendiri. Sekarang Paetongtarn terancam dipecat dari jabatannya.
Keluarga Hun dan Shinawatra dulu sangat dekat. Hun Sen bahkan melindungi pendukung Thaksin Shinawatra setelah kudeta tahun 2014. Tapi sekarang, hubungan itu hancur. Hun Sen menuduh Thaksin menghina raja Thailand, sebuah tuduhan yang sangat serius.
Konflik ini berdampak besar:
– Duta Besar Dipulangkan: Thailand dan Kamboja saling mengusir duta besar mereka.
– Penyelidikan Bisnis: Ada penyelidikan terhadap pengusaha Kamboja yang diduga terlibat dalam perjudian dan penipuan online.
– Perdagangan Terhenti: Perdagangan antar kedua negara terhenti, merugikan banyak orang.
– Berita Palsu: Berita palsu dan provokasi di media sosial membuat situasi semakin buruk.
Konflik ini terjadi di saat politik kedua negara sedang tidak stabil. Di Kamboja, kepemimpinan Hun Manet masih dipertanyakan, sementara Hun Sen tampaknya memanfaatkan situasi ini untuk terlihat kuat. Di Thailand, pemerintah yang dekat dengan Thaksin Shinawatra menghadapi masalah ekonomi dan ancaman dari Amerika Serikat.
Kita masih belum tahu pasti alasan Hun Sen. Mungkin karena dia membalas tindakan Thailand terhadap bisnis penipuan online di Kamboja; mungkin karena dia khawatir dengan rencana Thaksin untuk melegalkan judi; atau mungkin ini hanya strategi politiknya.
ASEAN, organisasi negara-negara Asia Tenggara, harus berperan aktif untuk menyelesaikan konflik ini dan mencegahnya semakin membesar.
Editor : Syam