
TEHERAN, Tarakan Indonesia – Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik puncak. Iran dengan tegas menolak semua tawaran gencatan senjata, termasuk dari Dewan Keamanan PBB, di tengah serangan bertubi-tubi dari Amerika Serikat dan Israel. Pernyataan keras ini disampaikan di tengah kekhawatiran global akan eskalasi konflik yang berpotensi memicu perang regional.
Seorang pejabat Iran, dalam pernyataan kepada CNN (24/6/2025), menyatakan: “Iran tidak menerima usulan gencatan senjata dan tidak melihat alasan untuk itu.” Ia menambahkan, Iran akan terus melawan hingga tercapai perdamaian sejati, bukan sekadar kesepakatan di atas kertas. “Musuh saat ini tengah melancarkan agresi langsung terhadap kami, dan Iran hampir mengintensifkan serangan balasannya, tanpa mau mendengarkan kebohongan dari mereka,” tegasnya,Selasa, (24/6/2025)
Serangan udara AS ke fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan telah menuai kecaman internasional. China, Rusia, dan Pakistan dengan cepat mengajukan rancangan resolusi ke DK PBB yang menyerukan gencatan senjata segera. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan: “Dewan Keamanan tidak dapat tinggal diam. Kami mendesak penghentian kekerasan, perlindungan warga sipil, dan kembali ke jalur negosiasi.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, resolusi tersebut menghadapi rintangan besar. AS kemungkinan akan menggunakan hak veto jika dianggap merugikan kepentingannya. Konflik ini telah menewaskan lebih dari 430 warga Iran dan melukai 3.500 lainnya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan dalam sidang darurat DK PBB bahwa situasi telah mencapai “titik belok berbahaya”. Ia menyerukan: “Kita harus segera menghentikan pertempuran dan membuka kembali jalur diplomasi terkait program nuklir Iran.”
Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia, menegaskan, “Kita kembali diminta percaya pada dongeng Amerika. Ini bukti AS tak pernah belajar dari sejarah,” merujuk pada invasi Irak 2003. Duta Besar Israel, Danny Danon, menolak kritik ini.
Korps Garda Revolusi Iran mengancam akan memperluas operasi militer terhadap Israel. Laporan IAEA menyebutkan kerusakan signifikan di Fordow, sementara Iran mengklaim tidak ada peningkatan radiasi di lokasi yang diserang.
Rancangan resolusi Rusia, China, dan Pakistan masih menunggu tanggapan 15 anggota DK PBB. Resolusi butuh dukungan sembilan negara tanpa veto dari lima anggota tetap. Ketegangan diprediksi akan meningkat jika tak ada kesepakatan segera. Penolakan gencatan senjata dari Iran dan sikap keras AS dan Israel semakin menjauhkan peluang perdamaian.
(Sumber: CNN, 24 Juni 2025)
Penulis : Aan
Editor : Aan