Solo, Tarakan Indonesia.Com. – Mantan Presiden RI Joko Widodo menduga kuat adanya agenda politik besar di balik kemunculan kembali isu ijazah palsu yang menyeret namanya, dan wacana pemakzulan terhadap putranya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan ini disampaikan Jokowi saat ditemui awak media di kediamannya di Solo, Senin (14/7), menanggapi sorotan publik terhadap kedua isu yang kembali ramai diperbincangkan.
“Saya merasa ada agenda politik besar di balik isu-isu ini, ijazah palsu dan isu pemakzulan,” ujar Jokowi kepada wartawan.
Jokowi menilai kedua isu yang menyasar dirinya dan Gibran tidak muncul secara kebetulan, melainkan saling berkaitan sebagai bagian dari manuver politik untuk menjatuhkan nama baik dan pengaruh politik keluarganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Isu dugaan ijazah palsu Jokowi sebelumnya telah dibantah Universitas Gadah Mada (UGM), namun kembali mencuat setelah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mengklaim menemukan bukti baru. Bersamaan dengan itu, muncul wacana pemakzulan terhadap Gibran, dengan alasan pencalonannya pada Pilpres 2024 dinilai bermasalah secara etik dan konstitusional.
Jokowi menyatakan keterbukaannya terhadap kritik, namun menegaskan bahwa fitnah dan tuduhan tak berdasar merusak demokrasi. “Kalau menyudutkan tanpa dasar, menyerang pribadi dan keluarga, ini bukan sekadar kritik. Masyarakat bisa menilai, ini ada motif politik besar,” tegasnya.
Wacana pemakzulan Gibran saat ini dibahas sejumlah anggota parlemen dan kelompok masyarakat sipil yang mempertanyakan keabsahan proses pencalonannya sebagai cawapres pada Pilpres 2024. Putusan Mahkamah Konstitusi yang mengizinkan Gibran maju dinilai kontroversial, mengingat hubungan keluarganya dengan Ketua MK saat itu.
Meskipun demikian, Jokowi memilih untuk tidak menanggapi secara substantif dan menyerahkan seluruh proses kepada mekanisme hukum dan pengawasan publik.
Penulis : Aan
Editor : Syam
Sumber Berita: DetikNews, Tempo, CNN, Kompas.