JAKARTA, 17 Juni 2025 – Kejutan datang dari Istana Negara. Presiden Prabowo Subianto memilih menghadiri Forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg, Rusia, dan bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin, daripada menghadiri KTT G7 di Kanada. Keputusan ini langsung menjadi sorotan media internasional, termasuk raksasa media China, South China Morning Post.
Langkah berani Prabowo ini diinterpretasikan sebagai sinyal kuat Indonesia di bawah kepemimpinannya akan semakin dekat dengan Rusia. Di tengah kompleksitas geopolitik global, pergerakan diplomatik ini tentu menarik perhatian.
Jadwal kunjungan Prabowo ke Rusia, 18-21 Juni 2025, termasuk pertemuan bilateral dengan Putin, menunjukkan fokus pada kerja sama pertahanan, energi nuklir, dan transportasi. Investasi dari perusahaan Rusia seperti Rosatom juga menjadi potensi yang dijajaki.
Padahal, Perdana Menteri Kanada Mark Carney telah mengundang Presiden Prabowo ke KTT G7. Namun, Kementerian Luar Negeri RI menegaskan kunjungan ke Rusia telah direncanakan jauh hari dan tak terkait sikap politik tertentu. “Kebijakan luar negeri Indonesia tetap mengedepankan prinsip bebas aktif dan hubungan baik dengan semua negara,” tegas juru bicara Kemenlu RI, Senin (16/6).
Para pengamat politik internasional melihat ini sebagai manuver cerdas Prabowo untuk memperluas kerja sama strategis dengan berbagai kekuatan global. Meski absennya Indonesia di G7 memicu interpretasi beragam, Jakarta tampaknya tengah memainkan peran keseimbangan baru dalam politik luar negerinya.
Pertemuan Prabowo-Putin, yang pertama sejak pelantikan Presiden, juga dipercaya akan memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama negara berkembang seperti BRICS.
Sumber: Reuters, Kompas, Antara
Penulis : Aan
Editor : Aan
Sumber Berita: Sumber: Reuters, Kompas, Antara