Sebutir Nasi, Sejuta Rasa Syukur

- Jurnalis

Minggu, 1 Juni 2025 - 05:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Ansyori Ali Akbar

|Minggu.01.06.2025|Pukul.05.27.wib.|Opini

Lampung, Tarakan Indonesia –Mentari senja perlahan merangkak meninggalkan cakrawala, meninggalkan semburat jingga yang memudar di ufuk barat. Di atas meja kayu usang di sebuah rumah sederhana di pinggiran Bandar Lampung, tergeletak sebutir nasi.

ADVERTISEMENT

iklan

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukan sembarang nasi, melainkan sebutir nasi yang jatuh, terlepas dari genggaman tangan yang gemetar menahan lapar.

Bayangan seorang anak kecil, mungkin berusia tujuh tahun, terbayang jelas. Pipinya yang tirus, mata yang sayu, dan pakaian yang kusam seakan menceritakan kisah kelaparan yang telah lama membayangi hidupnya.

Sebutir nasi, bagi kita mungkin hanya remah yang tak berarti, namun bagi anak itu, ia adalah anugerah terindah.

Baca Juga :  Indonesia Terang: Strategi Komprehensif untuk Pengentasan 10.068 Desa Tanpa Listrik

Nasi itu jatuh, menggelinding pelan di atas meja yang berdebu. Detik-detik yang terasa begitu panjang, seakan waktu berhenti sejenak. Hati anak itu berdebar, antara harap dan cemas.

Apakah ia akan menemukannya kembali? Apakah ia masih berhak menikmati sebutir nasi itu ?

Dengan hati-hati, tangan mungilnya meraih sebutir nasi itu. Debu halus menempel, namun anak itu tak peduli. Ia membawa sebutir nasi itu ke bibirnya, dan perlahan-lahan memakannya.

Bukan sekadar makan, melainkan sebuah ritual syukur yang teramat dalam. Setiap kunyahan terasa begitu berharga, setiap bulir nasi bagaikan emas murni yang meleleh di lidahnya.

Di matanya, berkilauan air mata yang bukan air mata kesedihan, melainkan air mata syukur yang membuncah. Sebutir nasi, menjadi lambang harapan, lambang kehidupan, lambang kasih sayang Tuhan yang tak pernah putus.

Baca Juga :  BARA API DI TIMUR TENGAH: PERANG DUNIA KETIGA DI DEPAN MATA

Dalam kesederhanaan itu, tersimpan makna yang begitu mendalam, sebuah pelajaran hidup yang tak ternilai harganya.

Sebutir nasi, yang bagi sebagian orang mungkin tak lebih dari sekadar makanan, bagi anak itu, ia adalah syair kehidupan yang terukir dalam kesederhanaan, mengajarkan kita arti syukur dalam setiap helaan nafas.

Di setiap bulir nasi, tersimpan rahasia langit, sebuah pesan bisu tentang anugerah dan kelimpahan yang patut kita syukuri selamanya.

Semoga setiap gigitan nasi yang kita nikmati, selalu diiringi rasa syukur yang mendalam, dan kesadaran akan saudara-saudara kita yang masih kelaparan.

 

Loading

Penulis : Ansyori Ali Akbar

Editor : Syam

Sumber Berita: https://tarakanindonesia.com/sebutir-nasi-sejuta-rasa-syukur/

Follow WhatsApp Channel tarakanindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Suhunan Riah: Representasi Ecofeminisme dalam Simbol Urban
Ide Jenius Peserta Rakornas BAZNAS Ternak Ayam Persilangan Ubah Nasib Desa
Kepastian Hukum SGC: Sebuah Ujian Keadilan dan Integritas
Indonesia Terang: Strategi Komprehensif untuk Pengentasan 10.068 Desa Tanpa Listrik
SIKAP POLITIK DONALD TRUMP YANG BERUBAH: SUARA RAKYAT AS ADALAH KEKUATAN MENUJU PERDAMAIAN
SAAT PERSENJATAAN AS DIPERMALUKAN OLEH IRAN
Middle East’s Flashpoint: World War III Looms
BARA API DI TIMUR TENGAH: PERANG DUNIA KETIGA DI DEPAN MATA
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 4 September 2025 - 19:54 WIB

Suhunan Riah: Representasi Ecofeminisme dalam Simbol Urban

Jumat, 29 Agustus 2025 - 10:48 WIB

Ide Jenius Peserta Rakornas BAZNAS Ternak Ayam Persilangan Ubah Nasib Desa

Sabtu, 26 Juli 2025 - 12:05 WIB

Kepastian Hukum SGC: Sebuah Ujian Keadilan dan Integritas

Minggu, 6 Juli 2025 - 14:30 WIB

Indonesia Terang: Strategi Komprehensif untuk Pengentasan 10.068 Desa Tanpa Listrik

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:08 WIB

SIKAP POLITIK DONALD TRUMP YANG BERUBAH: SUARA RAKYAT AS ADALAH KEKUATAN MENUJU PERDAMAIAN

Berita Terbaru

E-Paper

E-Paper Agustus 2025

Selasa, 9 Sep 2025 - 20:17 WIB