Gibran Bantah Penugasan Khusus Papua, Tapi Akui Keterlibatan Aktif: Strategi Baru Pemerintahan Prabowo?

- Jurnalis

Selasa, 8 Juli 2025 - 12:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Yogyakarta, Tatakan Indonesia – Isu penugasan khusus Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Papua oleh Presiden Prabowo Subianto terus bergulir. Menanggapi hal ini, Gibran memberikan pernyataan yang terkesan ambigu saat ditemui di Yogyakarta, Selasa (8/7) malam. Ia membantah adanya penugasan khusus, namun mengakui keterlibatan aktifnya dalam penanganan masalah di Papua.

Wapres udah sering kok ke Papua,” kata Gibran kepada wartawan di Alun-alun Kidul. “Tugas Wapres itu memang begitu, bukan hal baru.” Pernyataannya terkesan membatasi ruang interpretasi terkait isu penugasan khusus yang dilontarkan sebelumnya oleh Menko Polhukam Yusril Ihza Mahendra.

Yusril, dalam peluncuran Laporan Tahunan Komnas HAM 2024, menyebutkan kemungkinan adanya penugasan formal pertama dari Presiden kepada Wapres untuk menangani masalah Papua secara langsung, bahkan dengan rencana pembentukan kantor Wapres di Papua. Pernyataan Yusril ini memicu spekulasi luas di publik.

Sumber-sumber internal pemerintahan yang enggan disebutkan namanya, menambahkan bahwa wacana penugasan Gibran ke Papua memang sedang dibahas, namun masih dalam tahap perumusan dan belum final. Mereka menjelaskan bahwa penugasan tersebut bertujuan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan menyelesaikan masalah HAM di Papua, dengan pendekatan yang lebih langsung dan terintegrasi.

Namun, Gibran sendiri tampaknya ingin menekankan kontinuitas peran Wapres dalam penanganan masalah Papua, bukan sebuah penugasan baru yang bersifat revolusioner. Ia menghindari konfirmasi eksplisit terkait rencana pembentukan kantor Wapres di Papua atau detail penugasan lainnya.

Baca Juga :  Jokowi Mundur dari Bursa Ketum PSI: "Insecure" Bersaing dengan Kaesang .  

Ketidakjelasan pernyataan Gibran ini justru semakin memicu berbagai interpretasi. Beberapa pengamat politik menilai bahwa pernyataan Gibran merupakan strategi komunikasi politik untuk meredam spekulasi yang berkembang. Sementara itu, ada pula yang berpendapat bahwa pendekatan yang lebih hati-hati ini diperlukan untuk menghindari potensi gesekan politik.

Ketiadaan Keppres atau instruksi resmi hingga saat ini semakin memperkuat ambiguitas situasi. Wacana penugasan Gibran ke Papua, apapun bentuk akhirnya, menunjukkan potensi perubahan signifikan dalam strategi pemerintah dalam menangani permasalahan kompleks di Papua, (DN)

Penulis : DN

Editor : Aan

Follow WhatsApp Channel tarakanindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

JCWF 2025: Kembali ke Akar, Temukan Keseimbangan di Yogyakarta”
Rakernis Baharkam Polri 2025: Perkuat Peran Polisi Penolong yang Responsif dan Berintegritas Demi Masyarakat
Komisi I DPRD Tanggamus Gerak Cepat: Desak Audit Lapangan Ungkap Dugaan Mark-up Dana Desa Tanjung Heran
Salarasing Urip, Wiraga, Wirasa, Wirama
7 Fakta Menarik tentang Jogja Cultural Wellness Festival 2025 yang Bakal Bikin Kamu Penasaran!
Sadar Risiko, Siap Layanan: Sosialisasi Standar Usaha Jasa Pariwisata Risiko Menengah Tinggi di Pantai Glagah
Meniti Pusaka Leluhur: Pesan Damai dari Para Sultan
Dimas Diajeng Jogja 2025: Ide Segar untuk Pariwisata Masa Depan!

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 05:00 WIB

JCWF 2025: Kembali ke Akar, Temukan Keseimbangan di Yogyakarta”

Jumat, 7 November 2025 - 20:26 WIB

Rakernis Baharkam Polri 2025: Perkuat Peran Polisi Penolong yang Responsif dan Berintegritas Demi Masyarakat

Jumat, 31 Oktober 2025 - 19:01 WIB

Komisi I DPRD Tanggamus Gerak Cepat: Desak Audit Lapangan Ungkap Dugaan Mark-up Dana Desa Tanjung Heran

Rabu, 29 Oktober 2025 - 12:23 WIB

Salarasing Urip, Wiraga, Wirasa, Wirama

Minggu, 19 Oktober 2025 - 09:28 WIB

7 Fakta Menarik tentang Jogja Cultural Wellness Festival 2025 yang Bakal Bikin Kamu Penasaran!

Berita Terbaru

Pesisir Barat

APDESI Pesisir Barat Kritik Keras PMK 81/2025: Desa Terancam Lumpuh

Sabtu, 29 Nov 2025 - 02:22 WIB