
Washington ,Tarakan Indonesia.com – Gedung Putih memanas. Presiden Trump kembali memicu kontroversi dengan secara terang-terangan membantah Direktur Intelijen Nasional, Tulsi Gabbard, soal program nuklir Iran. Pernyataan Trump, yang disampaikan pada Jumat, 20 Juni 2025, menandai kali kedua dalam seminggu ia menampik penilaian kepala intelijen pilihannya sendiri.
Pernyataan Gabbard di sidang Senat Maret lalu , “AS terus menilai bahwa Iran tidak membangun senjata nuklir dan Pemimpin Tertinggi Khamenei belum mengotorisasi program senjata nuklir yang ia hentikan pada tahun 2003” , kini menjadi pusat perdebatan. Trump dengan tegas menyatakan, “Dia salah. Komunitas intelijen saya salah.” Ia bahkan mengklaim Iran “sangat dekat untuk memiliki” senjata nuklir, menambahkan bahwa berdasarkan penilaiannya, Iran hanya butuh “beberapa minggu atau bulan” lagi untuk memproduksi bom atom.
Gedung Putih sebelumnya menyatakan Iran memiliki semua yang dibutuhkan untuk membangun senjata nuklir, hanya menunggu persetujuan Pemimpin Tertinggi. Kemampuan untuk mempersiapkan senjata nuklir dalam hitungan minggu pun disebut-sebut. Pernyataan ini semakin memperkuat posisi Trump dan menjadi dasar pertimbangannya untuk kemungkinan intervensi militer.
Menanggapi kontroversi ini, Gabbard melalui akun X-nya Dikutip (CBS NEWS) menjelaskan bahwa kesaksiannya telah diputarbalikkan. Ia menulis, “Amerika memiliki intelijen bahwa Iran berada pada titik di mana ia dapat memproduksi senjata nuklir dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan, jika mereka memutuskan untuk menyelesaikan perakitannya.” Pernyataan ini menunjukkan adanya kesamaan pandangan dengan Gedung Putih mengenai kemampuan teknis Iran, namun berbeda dalam penekanan dan kesimpulan.
Keputusan Trump untuk bergabung atau tidak dengan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran akan diambil dalam dua minggu ke depan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah perbedaan pendapat yang tajam ini akan berdampak pada kredibilitas informasi pemerintah AS, dan akankah pernyataan-pernyataan yang saling bertolak belakang ini justru mengaburkan gambaran sebenarnya mengenai ancaman nuklir Iran? Permainan politik dan kepentingan geopolitik yang tinggi jelas terlihat di balik pertikaian ini, dan waktu akan menjawab pertanyaan-pertanyaan krusial tersebut.
Editor : A. Ali Akbar
Sumber Berita: CBS News